Juli adalah seorang gadis yang masih berumur 22 tahun merupakan mahasiswa kedokteran yang memiliki kemampuan yang dapat dibanggakan, sehingga tdk heran ia dalam waktu yang singkat telah menamatkan kuliahnya. Selain itu ia berparas cantik, memiliki sosok yang membuat lawan jenisnya ingin mendapatkannya, namun hatinya telah jatuh kepada Anthony yang merupakan pria yang gigih mendapatkannya, hingga ia mau di pertunangkan dengan nya.Anthony adalah seorang pria yang telah memiliki kehidupan yang mapan pada sebuah tempat kuliah, selain itu ia anak dari sahabat ayah Juli. Selama mereka pacaran hanya diisi dengan makan malam dan kadang nonton. Mereka berdua tidak pernah melakukan hal yang bertentanggan dengan adat dan agama, sebab masing-masing menyadari suatu saat akan mendapatkannya juga nantinya.
BANDAR KIU
Setelah melalui perjalanan yang melelahkan Juli dengan diantar ayahnya dan Anthony didesa itu. Perjalanan dari kotanya memakan waktu selama 1 hari perjalanan ditambah jalan yang amat rusak dan setapak. Didesa itu Juli di sambut oleh perangkat desa itu dan kepala dusun. Dengan sedikit acara, barulah Juli resmi bertugas. Lalu ayahnya dan Anthony pulang ke kota besoknya setelah mewanti-wanti Juli untuk berhati-hati.
Hari pertama ia bertugas Juli dibantu oleh kader kesehatan yang bertugas penunjuk jalan. Juli menempati salah satu rumah milik kepala dusun yang bernama pak Heri. Pak Heri amat disegani dan ia termasuk orang kaya didesa itu. Umurnya sekitar 67 tahun dan memiliki 3 orang istri. Pak Heri inipun sering meminjamkan sepeda motornya kepada Juli untuk tugas-tugasnya, kadang-kadang ia sendiri yang memboncengkan Juli saat Juli ingin ke desa sebelah. Bagi Juli keberadaan Pak Heri ini amat membantunya di saat ia hampir putus asa melihat lingkungan desa yang hanya terdiri dari hutan dan jalan yang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor.
AGEN DOMINO
Karena sering diantar kedesa desa lainnya, seringkali tanpa disadari oleh Juli telah membuat pak Heri menaruh rasa ingin memiliki dari diri paka Taba, apalagi jika dalam berboncengan seringkali dada Juli yang montok itu bersentuhan dengan punggung paka Heri. Sebagai laki-laki normal iapun merasakan ingin yang lebih jauh lagi. Juli merasa ia tak bisa bertugas jika tanpa dibantu pak Heri.
Suatu hari saat pulang dari desa tetangga, mereka kehujanan dan hari saat itu hujan turun dengan derasnya.Lalu dengan buru-buru pak Heri mempercepat kendaraannya,secara otomatis Juli memegang pinggang pak Heri dengan erat dan dalam suasana itu pak Heri dapat merasakan kehangatan dan sentuhan dada Juli dengan nyata. Lalu mereka sampai di kediaman Juli yang merupakan juga rumah milik pak Heri. Sesampai didalam rumah, Juli masuk kekamar dan mengganti pakaiannya dengan kimono handuk, sedang pak Heri ia pinjami handuk untuk ganti pakainan yang basah itu.
BANDAR POKER
Saat Juli berganti pakaian tadi pak Heri mengintipnya dari celah pintu kamar itu. Jakunnya naik turun karena melihat kehalusan dan kemulusan kulit tubuh Juli seluruhnya. Dengan langkah pasti ia duduk di ruang tengah rumah itu karena diluar hari hujan.
“Wah, hujannya deras sekali pak.” kata Juli,
“Bagaimana jika nginap disini saja pak.”
“Ooooo.. terima kasih bu. Kalau hujan reda saya akan pulang…” terang pak Heri.
“Baiklah pak…” jawab Juli.
Lalu Juli kedapur dan membuatkan kopi untuk pak Heri.
“Pak, ini kopinya ..”.
“Wah kopi… bisa begadang saya malam ini buk.”
“O.. ya.. pak .. apa perlu saya ganti dengan teh hangat?” jawab Juli.
“Ohh… nggak usah buk.. ini juga nggak apa.” timpal pak Heri, sambil memandang kearah Juli.
Hingga saat itu hujan belum reda dan pak Heri terpaksa nginap di rumah itu. Juli terus menemani pak Heri ngobrol tentang pekerjaan hingga rencana ia akan menikah. Pak Heri mendengarnya dengan penuh perhatian dan sesekali mencuri pandang dada Juli. Juli tak enak hati jika ia meninggalkan pak Heri sendirian malam itu karena pak Heri telah banyak membantunya. Sedang matanya mulai ngantuk. Sedang hiburan di rumah itu tidak ada karena tidak adanya jaringan televisi. Melihat Juli yang mulai ngantuk itu lalu pak Heri menyuruh July tidur duluan.
“Bu, tidur aja dulu biar saya diluar sini.”
“Wah saya nggak enak ni pak masa pak Heri saya tinggal.” Juli memaksakan dirinya untuk terus ngobrol hingga jam menunjukan pukul 9 00 wib yang kalau didesa itu telah larut ditambah hujan deras.
Dari tadi pak Heri terus memperhatikan Juli karena suasana malam itu membuatnya ingin mengambil kesempatan terhadap Juli dengan tidak menampakkan keinginannya.
Padahal saat itu tanpa di sadari Juli pak Heri telah duduk disamping Juli.
“Bu… Juli.., dingin ya buk..” kata pak Heri.
“Ya pak…,” sahut Juli.. dengan pasti pak Heri, meraih tangan
Juli…
“Ini buk, saya pegang tangan ibu ya.., biar dinginnya hilang….” bisik Pak Heri.
Juli pun membiarkan pak Heri meraih tangannya, memang ada hawa hangat yang ia rasakan. Lalu pak Heri melingkarkan tangannya di bahu Juli dan mengelus balik telinga Juli, padahal itulah daerah sensitif Juli. Kepala Juli lalu rebah di bahu pak Heri dan seperti sepasang kekasih pak Heri terus meransang daerah peka di tengkuk dan bahu Juli.
Juli pun meresapi usapan dan elusan lembut laki-laki yang seusia dengan ayahnya itu, matanya hanya merem melek. Mungkin karena suasana dan cuaca yang dingin membuat Juli membiarkan tindakan Heri itu. Pak Heri lalu berdiri, dan menarik tangan Juli hingga berdiri. Juli menurut, lalu ia tuntun kekamar yang dan menyilahkan Juli berbaring.
“Bu, tampaknya ibu capai.” kata pak Heri.
“Ya pak..” kata Juli.
Pak Heri keluar kamar dan mengunci pintu rumah itu dan memeriksa jendela, lalu ia masuk kekamar Juli kembali sambil menguncinya dari dalam. Ia sudah tidak sabar ingin menggauli Juli yang telah menjadi obsesinya selama ini malam itu.
Pak Heri berjalan kearah Juli, yang saat itu duduk ditepian ranjang.
“Pak.. koq di kunci?” tanya Juli.
“Biasalah bu, jika malam hujan begini kan biar hawa dingin nggak masuk…” timpal pak Heri.
“Bagaimana bu apa masih Dingin?” tanyanya.
“Iya pak…” angguk Juli.
“Baiklah buk bagaimana jika saya pijitin kepala ibu itu biar segar.” kata pak Heri
“Silahkan pak…” jawab Juli.
Lalu Juli duduk membelakangi pak Heri dan pak Heri pun naik ke ranjang itu dengan memijit kepala dan tengkuk Juli. Padahal yang dilakukannya adalah meransang Juli kembali untuk bisa mengusainya. Sebagai laki-laki berpengalaman tidaklah susah bagi Pak Heri untuk menaklukkan Juli, yang ia tahu belum begitu tau tentang dunia sex dan laki-laki.
Dengan gerakan lembut dan pasti usapan tangannya mulai dari tengkuk hingga balik telinga Juli.
Juli menutup matanya menikmati setiap gerakan tangan pak Heri. Dari dekat pak Heri dapat merasakan dan menikmati kehalusan kulit Juli. Beberapa saat lamanya pijitan Heri itu telah turun ke punggung dan diluar kesadaran Juli kimononya telah turun dari bahunya dan yang tinggal hanya Bh yang menutup payudaranya. Bh itupun dengan kelincahan tangan pak Heri jatuh dan sempat dilihat pak Heri bernomor 34b. Masih dari belakang gerakan tangan pak Heri lalu meremas payudara Juli. Juli sadar dan menahan gerakan tangan Pak Anthony..
“Sudah pak…, jangan lagi pak…” sambil memakai kimononya kembali sedang bhnya telah terjatuh.
Pak Heri kaget dan ia memandang mata Juli, ada nafsu tertahan, namun ia harus mulai memasang strategi agar Juli, kembali bisa ia kuasai.
“Maaf bu.., kalau tadi saya lancang.” kata pak Heri.
Juli diam saja. Sedang saat itu pak Heri hanya selangkah lagi bisa mengusai Juli. Lalu pak Heri berjalan keluar dan ia tinggalkan Juli. Kemudian ia balik lagi kekamar itu, dan duduk disamping Juli, pakaian Juli saat itu acak-acakan.
“Bu…, apa ibu marah?” tanaynya.
“Tidak pak tapi sayalah yang salah. Padahal selama saya pacaran dan tunangan belum pernah seperti ini.” terang Juli.
Pak Heri manggut-manggut mendengar perkataan Juli.
Cuaca malam itu tetap hujan deras dan dingin udara terus menusuk tulang, pak Heri mengerti jika Juli khawatir sebab ia masih perawan, namun tekadnya sudah bulat bahwa malam itu Juli harus bisa ia gauli.
Dalam kebisuan sikap Juli saat itu, pak Heri kembali meraih tangan Juli dan menciumnya, Juli diam membisu, lalu pak Heri memeluk Juli dan tidak ada penolakan dari Juli, Rupanya Juli saat tadi telah bangkit birahinya namun karena ingat akan statusnya maka ia menolak pak Heri. Dijari Juli memang melingkar cincin tunangan dan pak Heri tidak memperdulikannya.
BANDAR SAKONG
Dengan kelihaiannya, kembali Juli larut dalam pelukan dan alunan nafsu yang di pancarkan laki-laki desa itu. Sekali sentak maka terbukalah kimono Juli, hingga terbuka seluruh kulit tubuhnya yang mulus itu, tanpa bisa ditolak Juli.Dengan penuh nafsu pak Heri memilin dan membelai dada putih itu hingga memerah dan dengan mulutnya ia gigit putingnya. Keringat telah membasahi tubuh Juli dan membuatnya pasrah kepada pak Heri.
Sebelah tangan Heri turun dan merongoh cd Juli dan memasuki lobang itu yang telah basah. Lalu ia buka dan tubuh Juli ia baringkan. Ia amat bernafsu sekali melihat belahan vagina Juli yang tertutup oleh sedikit bulu halus.
Pak Heri pun lalu membuka baju dan cdnya, hingga mereka sama-sama bugil diatas ranjang itu. Penis Heri amat panjang dan besar. Juli saat itu tidak tahu apa-apa lagi.
Pak Heri pun lalu membuka kedua kaki Juli dan mengarahkan penisnya kebelahan vagina July.
Beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati ia angkat kedua kaki Juli yang panjang itu kebahunya, dan barulah ia bisa memasukan kepala penisnya.
“Aduhhhhhh pak.. aughhhhghhhhh… ghhh… sakit pak…” jerit Juli. Pak Heri lalu menarik penisnya kembali. Lalu dengan mulutnya ia beri air ludah ke pinggiran lobang vagina itu biar lancar. Kemudian ia ulangi memasukan penisnya. Dengan hati2 ia dorong masuk dan kepala penis masuk…
“Auuuuuggggkkkk…” jerit Juli.
“Sebentar bu…” kata Pak Heri.
“Nanti juga hilang sakitnya buk…” terangnya lagi.
Sekali hentak maka seluruh penisnya masuk dan ia maju mundurkan. Padahal saat itu Juli merasa dilolosi tulangnya. ia gigit bibir bawahnya menahan rasa nyilu dan sakit saat penetrasi tadi.Pak Heri telah berhasil merobek selaput dara Juli, hingga kelihatan tetesan darah di paha mulus Juli saat itu dan membasahi sprey yang kusut.
Tangan pak Heri pun terus memilin payudara Juli dan kembali menahan pinggul Juli. Lebih kurang 20 menit ia maju mundurkan penisnya kedalam vagina Juli sedang Juli telah 2 kali orgasme, barulah ia muntahkan spermanya didalam rahim Juli. lalu ia tetap diam diatas tubuh Juli. Terlihat ketika itu, tubuh putih mulus Juli berada dibawah tubuh pak Heri yang masih membelai dada dan menjilat bibir dan lidah Juli. Kedua tubuh manusia itu penuh keringat. Di sudut mata Juli ada air mata karena keperawanannya telah hilang bukan karena tunangannya tapi oleh laki-laki tua itu.
Agen Bandar Kiu
Ia tidak punya pilihan lain karena telah terlanjur di setubuhi Pak Heri. Hingga menjelang pagi pak Heri kembali mengulang permainan sex itu dengan Juli, hingga Juli merasakan kenikmatan dan mengetahui rahasia dalam permaianan dewasa. Juli tidak ia ingat lagi dan saat itu ia terbelenggu oleh gairah dan nafsu yang di berikan pak Heri.
Sejak saat itu, hubungan kedua insan yang berbeda umur sangat jauh itu terus berlangsung di rumah itu , kadang-kadang di gubuk milik pak Heri di tengah hutan daerah itu. Juli merasa heran karena laki-laki seumur pak Heri masih memiliki stamina yang prima dalam berhubungan. Tidak heran jika pak Heri memiliki 3 orang istri dan memiliki 3 orang anak yang telah dewasa.
Agen Bandar Poker